·

Dari Stasiun Gondangdia Menuju Stasiun Universitas Indonesia, Sendirian.

Perjalanan malam ditempuh dengan kereta api, sendirian. 

"Sendiri bukan berarti sepi, sangat banyak manusia di tempat ini, namun saya tidak mengenali mereka semua, sayang sekali." 

Hari ini memang luar biasa, kenapa? karena sedari pagi udah bergegas berangkat menuju PPM Manajemen untuk mengerjakan satu proses yang melelahkan, ini hari jum'at. Setelah semua proses dilalui sesuai ketentuan, siang ini saya dan beberapa orang yang telah selesai dengan proses masing-masing membuat janji untuk makan siang bersama, setelah para lelaki selesai mengerjakan salat jum'at.

Jum'at cerah matahari yang bersinar dengan terang, tidak terlalu panas. Sekitar 29 derajat celcius, menurut saya. Siang ini juga setelah makan siang di Atrium Senen, saya dan mereka melanjutkan perjalanan menuju Monas dan Kota Tua. Setelah selesai kunjungan, bercerita, bersilaturahmi dan bertanya banyak hal dengan mereka dan akhirnya berpisah.

Bertemu dengan mereka menjadi anugerah paling baik yang pernah Allah kasih ke saya, yang sebelumnya tidak pernah ketemu akhirnya dipertemukan di hari ini, yang sebelumnya tidak saling mengenal, akhirnya saya dan mereka saling kenal satu dengan yang lain. Momen ini sangat berharga, yang harga nya sangat mahal sekali, Alhamdulillah.

Setelah berpisah, saya melanjutkan perjalanan malam sendirian menuju Universitas Indonesia. Perjalanan ini saya tempuh setelah berpamitan dengan teman di daerah Tugu Tani, tepatnya di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang berada di depan PPM Manajemen. Dari tempat ini saya menggunakan gojek menuju Stasiun Gondangdia yang hanya berjarak 3 menit saja.

Baca juga : Dari Soetta Menuju Stasiun Gambir

Dan dari sinilah saya menuju ke stasiun Universitas Indonesia, dengan melalui beberapa rute yang lumayan panjang dan melelahkan. Hanya sendiri dimalam hari, tanpa teman dan kekasih hati, tanpa mendapatkan kursi yang bisa duduk santai, karena terlalu ramai dan padat. Memang sih, kalau jam segini semua manusia yang bekerja akan pulang kerumah, dengan lelah mereka dan dengan kekantukan yang luar biasa.

Pemandangan malam ini memang jarang saya temui di Pekanbaru, jadi saya bernegosiasi dengan hati dan fikiran agar mereka bisa berdamai dengan kondisi ini. Saat itu yang saya harapkan mendapat kursi untuk duduk, namun apa yang saya harapkan tidak bisa saya dapatkan hingga saya sampai ke tujuan. Semua manusia tidak ada yang peka dengan kemauan saya, karena toh siapa saya ?

(Artis ibukota kabupaten)

Perjalanan ini terasa lama, kaki saya mulai pegel-pegel dengan ransel yang setia berada di belakang. Rute demi rute telah berhasil di lalui, yang mana jika akan melakukan perjalanan dari Stasiun Gondangdia menuju Stasiun Universitas Indonesia, rute yang dilalui adalah Cikini - Manggarai - Tebet - Cawang - Duren Kalibata - Pasar Minggu - Tanjung Barat - Lenteng Agung - Universitas Pancasila dan turunlah saya di Stasiun Universitas Indonesia.

Sekitar pukul 20.45 malam saya sampai di Stasiun UI ini, masih dengan keramaian sejauh mata memandang, manusia yang masih akan dan mungkin melakukan perjalanan ke tempat tujuan mereka. Ya begitulah ibukota, malam pun akan terasa biasa saja. Saya keluar, menandakan bahwa saya sudah selesai dengan perjalanan ini - dan juga berhasil menemukan babang Gojek yang sudah seper-sekian menit yang lalu menunggu saya.

Hujan gerimis menemani perjalanan malam saya dan juga mereka semua, semoga ada waktu baik berikutnya dan dengan perjalanan baik lainnya saya dan mereka bisa jalani dengan baik-baik saja. Selamat Malam!

Hallo kalian! Apa kabar ?
Fakta bahwa : 
  • Para penumpang KRL yang melakukan perjalanan malam itu, kebanyakan yang duduk di kursi dalam keadaan tertidur. Pertanyaan saya, gimana mereka tau bahwa tujuan mereka sudah dekat atau perjalanan mereka sudah sampai ?? 1. Karena mereka sudah hafal dengan menitnya dan ke-2 karena tidur mereka bukan tidur batu, masih tetap mendengar namun mata terpejam.
  • Para penumpang KRL yang melakukan perjalanan malam itu, kebanyakan yang berdiri bukan hanya seorang diri. Mereka berkelompok dan melakukan obrolan, yang mana dengan ngobrol perjalanan tidak akan berasa lama dan lelah pun tidak akan terlalu berasa.
  • Jika melakukan perjalanan menggunakan KRL dengan arah berlawanan, maka dapat dipastikan setiap gerbong tidak akan sama seperti perjalanan ini. Kenapa ? karena rute nya bukan jalan pulang (kebanyakan) dari mereka semua.


©Pekanbaru, 22 Juni 2018 @Cicajoli

2 Comments

Hayy.. Jejak anda yang akan mengubah pikiran saya ttg postingan ini, silahkan berkomentar dengan sopan.