Miris.
Kata yang cocok disematkan untuk kota Pekanbaru, yang saat ini sedang dilanda pencemaran lingkungan yang timbul dari sampah yang menumpuk di setiap
sudut kota. Menarik, penulis akan menguraikan tentang masalah lingkungan sesuai
disiplin ilmu yang penulis miliki.
Manusia
dan Lingkungan
Suatu
keniscayaan bahwa segala sesuatu di dunia ini serta hubungannya satu dengan
yang lain. Antara manusia dengan manusia, antara manusia dengan hewan, antara
manusia dengan tumbuhan, dan bahkan antara manusia dengan benda mati sekalipun.
Begitu pula antara hewan dengan hewan, antara hewan dan tumbuhan, antara hewan
dengan manusia, bahkan antara hewan dengan benda mati di sekelilingnya dan
sebagainya.
Lingkungan
hidup secara umum diartikan sebagai semua benda, daya, kondisi yang terdapat
dalam suatu tempat atau ruang tempat manusia atau makhluk hidup berada dan
dapat mempengaruhi hidupnya. Penafsiran otentik, lingkungan hidup diartikan
sebagai kesatuan ruang dengan semua benda daya, keadaan dan makhluk hidup,
termasuk didalmnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Lingkungan
hidup dalam pengertian ekologi tidaklah mengenal batas wilayah baik wilayah
negara maupun wilayah administratif, akan tetapi jika lingkungan hidup dikaitkan
dengan pengelolaannya maka harus jelas batas wilayah wewenang.
Dalam
literatur masalah – masalah lingkungan dapat dikelompokkan kedalam tiga bentuk,
yaitu pencemaran lingkungan (pollution),
pemanfaatan lahan secara salah (land
misuse) dan pengurasan atau habisnya sumber daya alam (natural resource depeletion).[1]
Dampak
negatif dari menurunnya kualitas lingkungan hidup baik karena terjadinya
pencemaran atau terkurasnya sumber daya alam adalah timbulnya ancaman atau
dampak negatif terhadap kesehatan, menurunnya nilai etetika, kerugian ekonomi (economic cost), dan terganggunya sistem
alami (natural system).[2]
- Kesehatan
Dampak
terhadap kesehatan manusia terutama bersumber dari pemcemaran lingkungan.
Dampak pencemaran lingkungan sering kali baru dapat dirasakan setelah beberapa
tahun sejak masuknya suatu zat ke dalam lingkungan hidup.
- Etetika
Manusia
mengharapkan dapat menikmati lingkungan hidup yang baik dan sehat, tidak
sekedar bebas dari pencemaran lingkungan hidup yang dapat membahayakan kesehatan
mereka, tetapi juga bebas dari gangguan – gangguan lain, yang meskipun tidak
terlalu membahayakan kesehatan, tetapi dapat merusak segi – segi estetika dari
lingkungan hidup mereka atau lingkungan tempat tinggal mereka. Banyak orang
menolak adanya gangguan – gangguan berupa bau, kebisingan atau kabut yang
melanda tempat tinggal mereka.
- Kerugian Ekonomi
Secara
umum dapat digambarkan kerugian ekonomi yang diderita oleh para penderita
pencemaran berupa biaya pemeliharaan atau pembersihan rumah, biaya perobatan
atau dokter, dan hilangnya mata pencaharian. Seperti kegiatan rekreasi seperti
pantai yang tercemar tidak lagi layak untuk rekreasi, resto yang sampahnya
menumpuk didepan halaman.
- Terganggu nya Ekosistem Alami
Kegiatan
manusia dapat mengubah sistem alami, misalnya penebangan atau penggundulan
hutan dapat mengubah iklim global, terjadinya musim kering yang luar biasa atau
timbulnya banjir.[3]
Faktor
– faktor penyebab terjadinya masalah – masalah lingkungan
1.
Teknologi
Sejalan dengan perkembangan, teknologi yang semakin canggih dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi dengan teknologi pula dapat mencemari lingkungan seperti mencemari udara oleh knalpot mobil. Dari fakta tersebut, terjadinya pemburukan lingkungan akibat kecanggihan teknologi.
Sejalan dengan perkembangan, teknologi yang semakin canggih dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi dengan teknologi pula dapat mencemari lingkungan seperti mencemari udara oleh knalpot mobil. Dari fakta tersebut, terjadinya pemburukan lingkungan akibat kecanggihan teknologi.
2.
Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk dan peningkatan kekayaan
memberikan sumbangan penting terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup.
Terjadinya kerusakan pada kawasan yang semula subur itu disebabkan oleh sistem
irigasi yang gagal dan pembukaan lahan yang terus – menerus akibat pertumbuhan
penduduk. Selain itu tumpukan sampah yang tidak di urus oleh petugas
kebersihan.
3.
Motif ekonomi
Common Property
yaitu sumber daya alam yang tidak dapat menjadi hak milik perorangan, tetapi
setiap orang dapat memanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Meliputi sungai,
padang rumput, udara, laut.
4.
Tata nilai
Alam semesta atau lingkungan hidup perlu dimanfaatkan
dan dilindungi semata – mata untuk kepentingan manusia, sumber daya alam yang
terdapat dalam alam semesta dipandang sekedar sebagai objek untuk pemenuhan
kebutuhan manusia yang tidak terbatas.
Upaya
Pencegahan Terhadap Masalah Lingkungan
Jutaan
tahun yang lalu manusia hidup tanpa
perlu khawatir akan terjadinya gangguan atau bahaya oleh pencemaran
udara, air dan pencemaran lingkungan yang dipermasalahkan sekarang, karena
manusia percaya dan yakin pada kemampuan sistem alam untuk menanggulangi nya
secara alamiah (life sustaining system).
Manusia
mempunyai hubugan timbal balik dengan lingkungannya. Aktivitasya mempengaruhi
lingkungan nya. Sebaliknya, manusia dipengaruhi oleh lingkungan nya. Hubungan
timbal balik demikian terdapat antara manusia sebagai individu atau kelompok
atau masyarakat dan lingkungan alamnya.
Dalam
perkembangan selanjutnya, terutama dalam abad ke-20 dalam waktu yang relatif
singkat, keseimbangan antara kedua bentuk lingkungan hidup yaitu lingkungan
hidup alami dan lingkungan hidup buatannya, secara fundamental mengalami
konflik. Inilah yang dianggap sebagai awal krisis lingkungan, karena manusia
sebagai pelaku sekaligus menjadi korbannya.
Masalah
lingkungan yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk dapat dipecahkan dengan menerapkan
sistem dua anak lebih baik, karena jika terdapat banyak anggota keluarga akan
berakibat pada pencemaran lingkungan. Dalam kasus, sampah rumah tangga dengan tempat
pembuangan sampah yang belum memadai, segala sampah tidak tertampung dan
menumpuk dimana – mana.
Selain
itu, dengan Pendidikan lingkungan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kepedulian tentang lingkungan dengan segala permasalahannya, dan dengan
pengetahuan, keterampilan, sikap, motivasi, dan komitmen ntuk bekerja secara
individu dan kolektif terhadap pemecahan permasalahan dan mempertahankan
kelestarian fungsi – fungsi lingkungan.[4]
Dengan
adanya solusi diatas, maka akan terwujudnya pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, memadukan
lingkungan hidp ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
0 Comments
Hayy.. Jejak anda yang akan mengubah pikiran saya ttg postingan ini, silahkan berkomentar dengan sopan.