Sebuah Buku "Putri Pinang Masak" |
Judul Buku : Putri Pinang Masak
Penulis : Afrizal Cik
Diterbitkan Oleh : LAM Riau Kabupaten Kepulauan Meranti bekerjasama dengan Penerbit Asa Riau
Dengan penuh suka cita, Raja Numbing di Negeri
Bintan menyambut kehadiran hamba rakyatnya dalam helat pernikahan putrinya,
Putri Nila Sari dengan Putra Rengit Perkasa. Proses diawali dengan tepung tawar
dan dilanjutkan dengan prosesi adat pernikahan lainnya. Putri Nila Sari
bersanding dengan jejaka pilihannya, putra Raja Pulau Merbau. Pernikahan agung
sangat meriah yang dirasakan oleh para tetamu undangan terlebih lagi bagi
mereka yang bersimpuh langsung di hadapan kedua mempelai.
“Pernikahan ini menjadi meriah semuanya terjadi
karena kerja sama kita semua, tukang andam, tukang masak, tukang sembelih,
tukang panggil orang, semuanya memegang peranan. Tapi tuan-tuan dan puan-puan
mesti ingat bahwa pernikahan ini tidak terjadi kalau tukang catat nikahnya tidak
datang.”
Seusai pesta, di dalam istana terjadi sembah sujud
sebagai rasa hormat Putri Nila Sari dan Rengit Perkasa kepada ayahandanya raja
Numbing dan ibunda permaisuri Seluan Intan, disampaikan bahwa di minggu hadapan
beliau berencana membawa Putri Nila Sari ke Kerajaan Pulau Merbau. Dan ayahanda
menjawab :” Istri ananda, anandalah yang punya hak atasnya, mau kemana ananda
bawa tiada siapa yang dapat melarang walaupun ayahanda seorang raja.”
Sudah hampir setengah purnama pesta pernikahan Putri
Nila Sari berakhir. Namun suasana pengantin baru masih ada, Putri Nila Sari
yang pandai membuat karangan bunga melihatkan kepada suaminya, Putra Rengit
Perkasa takjub melihat keindahan karangan bunga yang dibuat istrinya.
Awal hari yang bahagia, mentari menunjukkan tandanya
bahwa dia akan menyinari semua insan di Numbing Negeri Bintan. Dari pintu besar
istana telah tampak kesiapan hulubalang raja menyiapkan kendaraan kebesaran
kerajaan telah disiapkan untuk membawa Putri Nila Sari dan Putra Rengit Perkasa
serta keluarga istana menuju dermaga besar Numbing.
Pesan ibunda Putri Nila Sari, janganlah singgah di
Pulau Medang. Kalaulah lewat cukuplah dipandang, tempat singgah jadi
berpantang. Dengan alasan, menurut cerita yang beredar dari orang-orang yang
berasal dari sekitar Pulang Medang, bahwa sudah dikuasai oleh ratusan hantu
kiwi. Sekilas pandang bentuk wujud hantu kiwi tidak ada bedanya dengan manusia
biasa. Hantu kiwi memakai baju, memakai celana, berpakaian layaknya manusia,
Cuma hantu kiwi bisa memakan manusia. Hantu kiwi juga bisa memakan apa yang
menjadi makanan manusia, yang paling disukai hantu kiwi adalah pekasam. Pekasam adalah sejenis makanan yang diolah dengan cara merendam
dengan air panas bahan makanan yang belum dimasak atau mentah kedalam tempayan.
Setelah seminggu bahan makanan yang direndam itu menjadi lembik karena busuk.
Saat itulah makanan itu disebut pekasam.
Kini kapal layar Elang Senja telah mengembangkan
layarnya. Pertanda kapal milik kerajaan Pulau Merbau akan segera bertolak dari
dermaga utama Kerajaan Numbing menuju Pulau Merbau. Menjauh, menjauh dan
semakin menjauh. Lambaian tangan sudah tidak kelihatan lagi.
Kapal layar Elang Senja terus berlayar, dari Selat
Riau di laut biru itu, terus saja haluan kapal memasuki Selat Rempang lalu
menuju perairan Pulau Nipah. Dari perairan Pulau Nipah, tak sadar perjalanan
sudah sehari, kini kapal Elang Senja berlabuh sesaat di Pulau Bulan.
Datuk Syahbandar Pulau Bulan senantiasa melayani
mereka dengan penuh takjub dan hormat, dan juga menceritakan nasib rakyat Pulau
Medang yang kampung halaman nya diserang hantu kiwi. Seakan mengenang masa lalu
yang sedih dan pilu. Datuk syahbandar menatap jauh dengan tatapan kosong, tanpa
disadarinya gugur airmata dari kelopak matanya.
Namun kini keadaan laut sudah mulai tenang, karena
itulah mereka dapat berlayar kembali menuju kearah barat kearah Pulau Karimun.
Hantu Kiwi
Wajah hantu kiwi sebenarnya menyeramkan. Bentuknya
hitam, badan nya berbulu dengan kulit yang berkerut-kerut hingga sampai
ketelapak tangan, ditambah pula bisa mengeluarkan taring yang panjang dan
rambut panjang nya yang gimbal dan kumal.
Hantu kiwi jantan sangan memusuhi orang lelaki
karena dia cemburu sebab hantu kiwi
betina sangat suka dengan orang lelaki, sedangkan hantu kiwi yang betina sangat
memusuhi orang perempuan karena hantu kiwi jantan sangat menyukai orang
perempuan.
Kencang, kapal layar Elang Senja terus saja berlayar
dengan kencang.semakin kuat angin berhembus semakin bertambah laju kapal layar
itu. Setelah melewati gelombang yang sangat dahsyat, ketika itu Putri Nila Sari
tinggal bersendirian saja di bilik peraduannya didalam kapal. Tiba-tiba seekor
hantu kiwi datang masuk ke dalam kapal. Hantu kiwi merata melihat kesana
kemari. Hentakan kakinya membuat lantai kapal menjadi berbunyi. Hantu kiwi
membuka pintu bilik peraduan Putri Nila Sari dengan kasarnya. Berderak pintu
itu berbunyi. Putri Nila Sari terbangun dari tidurnya , lalu menjerit.
“Tolooong, tolong kekanda...”
Sesaat terdengar suara riuh rendah para kelasi yang
sudah mendekati kapal. Lalu dengan sigap hantu kiwi melempar Putri Nila
Sari keluar dari jendela kapal. Maka
tenggelam lah Putri Nila Sari kedalam
laut. Ternyata lauit itu adalah Selat Pinang Masak. Sesaat itu juga hantu kiwi
merupa wajahnya menjadi serupa dengan wajah Putri Nila Sari. Namun rambut dan
suaranya tak dapat menyamai rambut dan suara Putri Nila Sari.
Tiba-tiba pintu bilik peraduan terbuka. Rengit
Perkasa membuka dengan perlahan pintu kamar tempat istrinya berahat. Lihat,
cuba lihat rambut istri beta, telah berubah, telah menjadi buruk! Dan
lebih-lebih lagi perangainya juga berubah. Jangan-jangan dia sudah berubah
akal”, kata Puta Rengit Perkasa sambil menanggis.
"Saya mendapat tahu bahwa kapal kita ini telah
singgah di Pulau Medang”, jawab Juragan Tiung.
“Pulau Medang ini kampung hantu kiwi. Hantu kiwi
bisa membuat orang berubah akal. Hantu kiwi bisa menyarung wajah orang mirip
dengan wajahnya.” Sambung Juragan Tiung lagi. Baik Rengit, Nakhoda Juragan
Tiung maupun kelasi kapal tak ada yang menduga bahwa yang menjadi istri Putra
Rengit Perkasa adalah hantu kiwi. Mereka hanya menyangka bahwa Putri Nila Sari
telah dirasuk oleh hantu kiwi, kemudian rambutnya diganti hantu kiwi dengan
rambut hantu kiwi. Cuma itulah yang mereka duga. ##
Seperti ada yang memerintahkannya, sejak kapal layar
Elang Senja meninggalkan Pulau Bulan, seekor ikan jerung terus saja mengikuti
kemana arah kapal layar itu berlayar. Beberapa kelasi kapal ada yang terpandang
ke arah ikan jerung yang sesekali bergerak mendahului kapal. Namun tak ada dari
mereka yang berani mengatakan ada ikan jerung. Tak boleh copel kalau di laut.
Sebab, menjadi berpantang menyebut nama jerung di tengah laut besar.
Ikan jerung teramatlah besar ukuran badan nya.
Jangankan orang, sampan pun bisa ditelannya. Hanya ikan hiu dan ikan nun saja
yang bisa menandinginya. Tapi ikan jerung lebih buas dari kedua ikan besar yang
menjadi musuhnya itu. Sungguh dahsyat perilaku ikan jerung. Kalau dia
berkehendak memakan orang yang sedang berlayar dia sanggup mengikuti kapal itu
berhari-hari lamanya, ikan jerung tak pernah berputus ada untuk dapat mencari
mangsa.
Ikan jerung mendekat ke arah putri yang hanyut
terbawa arus. Ternyata putri hanya pingsan, manakala jerung mendekatinya dia
tersadar. Sang putri berupaya untuk menghindari dari dimangsa oleh jerung.
Tetapi tidak bisa, di dalam perut ikan jerung Putri Nila Sari memegang tali
jantung ikan jerung. Sewaktu jerung memuntahkan isi perutnya, Putri Nila Sari
hampir bertolak keluar. Namun untunglah ia bergantung di tali jantung ikan jerung.
Sempat lalu lintas di perairan itu terganggu hampir
setengah hari, karena adanya jerung disana. Orang tak berani melaut atau
menyeberang ke pulau seberang. Tapi datang ombak menghempas pantai menarik apa
saja yang ada terdampar di pantai untuk hanyut ke tengah laut, dilemparnya ke
tepian pantai, kadang-kadang tersangkut di celah dadahanan bakau dan
kadang-kadang terdampar di tepian pantai. Kini ikan jerung tak mampu untuk
mengalihkan badannya yang besar. Matanya yang selama ini jernih terang
bercahaya, kini kelihatan sudah mulai kabur dan pucat. Namun benda yang selama
ini ingin dimuntahkan belum juga dapat dikeluarkan.
Setelah tiba di Pulau Merbau, disambut dengan suka
cita. Tetapi ada yang beda dengan penampilan Putri Nila Sari yang rambutnya
bertali-tali, tingkah lakunya juga tidak biasa, seharusnya naik kuda malah
Putri Nila Sari meminta untuk naik di punggung anjing dan perbuatan aneh
lainnya selama berada di Pulau Merbau, Putri Nila Sari palsu juga memakan batu
agar perutnya besar dan Putri Nila Sari berkata pada suaminya bahwa ia hamil 7
bulan.
Dilain tempat, Putri Nila Sari yang asli sedang
berjuang untuk bisa keluar dari perung ikan jerung, dia berteriak berkata
tolong selamatkan saya, dan di sekitar tepian laut tersebut ada seorang nenek
yang setiap harinya mencari kerang yang terdampar oleh ombak sebagai pekerjaan
nya sehari-hari, dia adalah nenek ketiung. Nenek ketiung lah yang menjadi
penolong Putri Nila Sari asli dan tinggal di rumah nenek ketiung, tetapi Putri
Nila Sari tidak memberitahukan bahwa ia seorang ratu, dia memiliki nama Sri
Seroja dan tiap hari menemani nenek ketiung bekerja.
Sri Seroja alias Putri Nila Sari sangat pandai
membuat karangan bunga, dan di rumah nenek ketiung Sri Seroja membuat karangan
bunga yang nantinya dapat di jual. Nenek ketiung bertemu dengan bujang
Mengkopot yang menyarankan untuk berjajalah ke dalam istana, tetapi dayang
istana tidak mau membelinya. Sedihlah nenek ketiung dan akhirnya bujang
mengkopot yang membelinya, nenek ketiung menjadi senang, dan Sri Seroja mendapat
kabar bahwa karangan bunga nya dibeli oleh bujang istana yang sebenarnya adalah
pegawai kerajaan biasa tapi bekerja didalam istana, dia adalah bujang
mengkopot.
Bujang mengkopot berencana akan memberikan karangan
bunga kepada dayang istana tetapi tak kunjung bertemu, maka bujang mengkopot
mencari inang tua untuk menitipkan karangan bungan tersebut. Dalam mencari
dayang istana, Rengit Perkasa melihat inang tua sedang membawa karangan bunga
dan memanggil inang tua dan bertanya: “Apa yang mak inang bawa?” dan
selanjutnya Rengit Perkasa bertanya asal usul karangan bunga tersebut. Dan
kemudian Rengit Perkasa meminta agar Bujang Mengkopot di panggil kehadapannya.
“Ampunkan hamba baginda Putra Mahkota Pemangku
negeri, hamba memberli karangan bunga itu dari nenek ketiung.” Mendengar
penjelasan bujang mengkopot lalu Rengit Perkasa menyuruh bujang mengkopor untuk
membawa nenek ketiung ke istana. Tetapi tidak mendapatkan informasi tentang
siapa sebenarnya orang yang membuat karangan bungan cantik tersebut, nenek
ketiung sangat pandai menyimpan rahasia, bukan tidak mau memberitahu tetapi Sri
Sroja pernah berkata agar tidak membawa laki-laki kerumah mereka.
Bujang mengkopot tidak menyerah, dia teteap ingin
tahu dimana rumah nenek ketiung, hingga akhirnya menemukan, bujang mengkopot
hendak membeli daun sirih, maka nenek Ketiung memanggila cucunya agar membantu
memetik daun sirih, telah berkebat-kebat daun sirih yang dipetik Sri Seroja
dengan nenek ketiung. Namun menurut bujang mengkopot belum juga cukup.
Ternyata di tempat itu sudah ada lelaki yang
berselindung di balik sebatang pohon, lelaki tersebut keluar dari mendekat ke
Sri Seroja, dan mereka berpelukan erat, derai air mata dan tangis keduanya
terdengar haru. Bujang Mengkopot menjadi terharu, sedih dan juga bahagia.
Setelah sama-sama memandang apa yang terjadi, bujang
mengkopot berkata kepada nenek ketiung. “Mereka berdua adalah suami-isteri. Sri
Seroja adalah Putri Nila Sarianak Raja Numbing. Senja itu juga Rengit Perkasa
membawa pulang istrinya tercinta. Di istana, Baginda Raja Pulau Merbau sudah
menanti kedatangan Rengit Perkasa dan istrinya.
Setelah menceritakan kejadian yang sebenarnya, Perkasa dengan keris yang terselip di
pinggangnya dihujam tepat ke ulu hati hantu kiwi. Hantu kiwi menjerit, meraung
dengan suara yang menyeramkan. Kemudian dengan sigap beberapa orang hulubalang
menangkapnya, lalu hantu kiwi dibawa ke penjara di belakang istana. Algojo
memotong tubuh hantu kiwi menjadi sepotong telapak tangan dan semua serba
sepotong, lalu potongan tubuhnya dimasukkan kedalam tempayan yang berisi air
panas, lalu di tutup seerat-eratnya, sehingga angin pun tak bisa masuk.
Mereka hidup bahagia dan sejahtera, dari hari ke
hari Putri Nila Sari sudah tidak kedengaran lagi. Yang ada hanyalah nama Putri
Pinang Masak, yang bermula dari jatuhnya putri raja kedalam selat Pinang Masak.
#
-Selesai-
Diceritakan kembali oleh : Cicajoli
3 Comments
menarik banget, sudah lama aku pengen baca cerita rakyat nih...
ReplyDeleteterima kasih mba, semoga bermanfaat. btw Salam kenal ya :)
Deletekelebihan dan kekurangan buku ini apa ya kk. bantu jawab kk buat tugas sekolah 🙏
ReplyDeleteHayy.. Jejak anda yang akan mengubah pikiran saya ttg postingan ini, silahkan berkomentar dengan sopan.